Amikom Computer Club mengadakan acara Seminar Nasional Jaringan yang bertemakan “Learn and Protect Your Network Security”. Acara seminar ini mengundang dua pembicara hebat yaitu, Onno W purbo selaku Pakar Bidang Teknologi Informasi Indonesia dan juga Josua M Sinambela selaku Pakar Sistem dan Keamanan Jaringan.
Antusiasme para peserta dari member, mahasiswa amikom, dan umum yang sangat tinggi terhadap acara ini, membuat acara ini ramai dan seru. Nila Feby Puspitasari selaku moderator, dan juga Agus Muhammad Zainul Farkhan serta Anandita Octaviani sebagai MC, turut membangkitkan semangat kepada peserta dan panitia di acara seminar nasional ini.
Dan tidak lupa bahwa acara ini seutuhnya di dukung oleh lembaga STMIK Amikom Yogyakarta, dibantu oleh Humas Amikom, serta bekerjasama dengan NIAGA Hoster, Kostnet.com, Jogja Web Center (JWC). Semoga ilmu yang kita dapat bertambah dengan adanya Seminar Nasional Jaringan AMCC ini.
Di era digital yang serba mudah seperti sekarang ini diperlukan kewaspadaan akan bahaya keamanan yang lebih tinggi, terutama keamanan data dan informasi di jaringan ataupun pada sistem komputer. Berbagai survei sudah membuktikan bahwa pengguna kerap kali menjadi titik lemah dari sebuah sistem berbasis teknologi. Perangkat keras dan lunak yang mahal sekalipun tidak bisa banyak membantu apabila sisi pengguna tidak diperhatikan.
Untuk membuka wawasan dan juga kewaspadaan mahasiswa di lingkungan UKDW, maka FTI UKDW mengundang salah satu narasumber yang sudah memiliki banyak pengalaman di bidang keamanan dan jaringan, yaitu Josua M. Sinambela untuk mengisi acara kuliah umum terakhir di tahun 2015 yang diadakan pada hari Jumat, 4 Desember 2015 di Auditorium Koinonia UKDW.
Beliau merupakan founder dari RootBrain, sebuah perusahaan jasa yang melayani layanan konsultasi dan pelatihan IT, khususnya di bidang keamanan. Josua sendiri cukup aktif di dunia ethical hacking, penetration testing, computer forensic dan sering diminta untuk menjadi saksi ahli di kepolisian dan lembaga pemerintahan.
Acara yang dihadiri oleh lebih dari 250 mahasiswa ini berjalan dengan menarik karena selain memaparkan tentang materi tentang ethical hacking dan juga penetration testing, juga disisipkan live demo eksploitasi ke beberapa sistem dan juga cerita pengalaman yang pernah dialami selama ini. Di akhir acara, terpilihlah salah satu mahasiswa yaitu Tjandrayana Setiawan yang berhak membawa pulang suvenir dari FTI.
Semoga acara kuliah umum ini bisa membuka wawasan dan kewaspadaan mahasiswa terutama di dunia digital ini dan sampai jumpa di acara kuliah umum berikutnya di tahun 2016
EEPIS-Online, Himpunan Mahasiswa Telekomunikasi baru saja merampungkan acara ketiga sekaligus menjadi acara terakhir di serangkaian kegiatan mega program kerja yaitu TESLA ( Telecommuication Signal Live Action) 2015, Minggu (24/05). Seminar Nasional yang menjadi acara puncak, mengambil tema “The Safety of Telecommunication Hacking with Network Security”. Terdapat dua pembicara di kegiatan ini yakni Josua M. Sinambela S.T, M.Eng dan Zee Eichel. Namun, dikarenakan adanya urusan mendadak Zee Eichel tidak bisa menghadiri kegiatan tersebut, sehingga digantikan Yudha, rekan dari Zee Eichel dari Indonesia Backtrack Team.. Seminar kali ini mendapat antusiasme tinggi, buktinya terdapat 150 peserta mengikuti seminar kali ini.
Sesi pertama seminar dibuka oleh Josua M. Sinambela S.T M.Eng seorang pakar system and network security. Materi yang diberikan pria kelahiran Medan ini sesuai dengan tema yang diusung yaitu Ethical Hacking.
Josua Sinambela : Jadilah Hacker yang Beretika
Pembicara pertama di seminar ini adalah Josua M. Sinambela S.T M.Eng yang merupakan CEH CHFI ECSA LPT ACE CCNP Comptia security. Materi yang diberikan pria kelahiran Medan ini sesuai dengan tema yang diusung yaitu Ethical Hacking.
Sebelum menginjak ke inti materi, laki-laki lulusan Elektro UGM (Universitas Gajah Mada) ini bercerita bahwa ia sudah mulai tertarik di dunia hacking saat masih kuliah. Beliau mulai tertarik saat melihat kakak kelas di tempat kuliah sedang mengotak-atik sebuah website dari terminal di komputer. Sehingga memotivasi dirinya untuk memulai fokus belajar komputer, sistem, dan jaringan.
Setelah selesai berbagi pengalamannya di dunia hacking, Josua mulai masuk pada materi inti. Josua menjelaskan istilah-istilah yang sering muncul di dunia hacking. Ethical hacking merupakan orang-orang yang diperkerjakan oleh perusahaan untuk membobol sistem dari perusahaan tersebut.
Lelaki yang pernah menjadi admin di kampusnya saat menjadi mahasiswa semester 4 ini, juga memberikan contoh kasus yang disebabkan oleh tidak adanya etika dalam membobol sebuah situs.
“ Pekerjaan di dunia hacking ini peluangnya masih besar. Dan masih sedikit sekali orang-orang yang benar di bidang ini. Kebanyakan dari mereka iseng dan bobol situs. Dimana nggak ada manfaatnya bagi dia dan ujung-ujungnya dipenjara. Jangan sampai ya,” Ujar Josua.
Tak hanya memberikan materi, Josua juga memberikan demo di depan seluruh peserta seminar untuk mencoba melakukan penetration test dan melihat informasi public lewat terminal. Laki-laki yang sering menjadi saksi ahli ini menghimbau peserta seminar untuk mulai mencoba pemrograman melalui linux.
Antusiasme peserta seminar nasional sangat terlihat, ditandai dengan ketika dibukanya sesi Tanya jawab. Tidak Cuma satu dua tiga orang, moderator sampai membuka 2 termin tanya jawab untuk setiap pemateri. Acara ditutup dengan pemberian cinderamata kepada masing-masing pemateri. (muf)
Program Studi Teknik Informatika Universitas Atma Jaya Yogyakarta dan Kelompok Studi Linux (KSL) selenggarakan event SENTIKA 2015.
SENTIKA 2015 (Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi) adalah sebuah rangkaian acara seminar dan workshop nasional seputar keamanan jaringan dalam lingkungan Linux.
Rangkaian SENTIKA 2015 diharapkan dapat memberikan penjelasan dan pelatihan keamanan jaringan menggunakan Linux. Bagaimana proses masuk kedalam sistem web serta bagaimana mengatasi web yang telah dilumpuhkan sistem keamanannya.
Terkahir adalah membahas baaimana mencari tahu siapa siapa pelaku kejahatan tersebut, serta memahami bagaimana sistem networking dan security dengan Linux.
Sesuai agenda SENTIKA 2015 UAJY akan diselenggarakan selama satu hari pada 28 Maret 2015 sebagai berikut:
Seminar Nasional SENTIKA 2015
Tempat : Auditorium Kampus III Gedung Bonaventura UAJY
Hari / Tanggal : Sabtu 28 Maret 2015
Waktu : Pukul 08.00 – 12.00 WIB
Pembicara : 1. Ir. Onno Widodo Purbo M.Eng., Ph.D
2. Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit M.Cs, M.Ba., Mphil., MA
Workshop Keamanan Jaringan
Tempat : Lab. Jaringan Komputer Kampus III UAJY
Hari / Tanggal: Sabtu 28 Maret 2015
Waktu : Pukul 13.00 – 18.00 WIB
Pembicara : 1. Josua M Sinambela, S.T., M.Eng ( Founder and Senior Consultant & Trainer In Rootbrain dan praktisi Keamanan Cyber)
Khusus untuk workshop SENTIKA 2015, pihak penyelenggara hanya membuka sebanyak 30 peserta. Pendaftaran Seminar dan workshop nasional SENTIKA 2015 UAJY dibuka hingga 18 Maret 2015.
Direktur RootBrain, Josua Sinambela menjadi salah satu Narasumber pada Focus Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan oleh LEMHANAS RI bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi D.I.Y di Gedung Pracimosono, Kepatihan, Yogyakarta pada Rabu, 25 Juni 2014. Tema dari FGD tersebut adalah “Antisipasi Kejahatan Dunia Maya (Cyber Crime) guna memantapkan keamanan dan ketertiban Masyarakat dalam rangka Ketahanan Nasional”
Selain Josua Sinambela, dua narasumber lain adalah Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda DIY Kombes Pol Kokot Indarto dan Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika DIY Budi Antono.
Pada FGD tersebut hadir dan turut berdiskusi berbagai kalangan mulai dari Akademisi (UGM, UPN, UII, UAJY), Corporate (BCA, BTN, Provider (APJII, TELKOM) , Pemerintah Daerah dan para penggiat Teknologi Informasi di wilayah Provinsi DIY.
Josua Sinambela membawakan materi tentang keamanan dalam social networking, dimana masyarakat umumnya sudah sangat familiar dan banyak yang tergantung pada media social tersebut. Keamanan dalam pemanfaatan social networking saat ini perlu menjadi perhatian serius setiap pengguna Internet umumnya dan media social pada khususnya. Banyak sekali kejadian kejahatan cyber maupun kejahatan non-cyber lain berawal dari layanan social networking seperti facebook, twitter, path dll.
Josua sendiri sering mendapat aduan dan permintaan bantuan dari para pengguna media social yang menjadi korban cyber crime, mulai dari pencurian identitas, pencurian/publikasi foto hingga penipuan dan pemerasan.
Kejahatan cyber biasanya lebih dipicu karena kurang awarenya para pengguna tentang resiko-resiko saat menggunakan berbagai media social online tersebut. Kurang sadarnya akan keamanan diri sendiri, keluarga maupun orang lain menjadi faktor yang paling utama menjadi deretan korban di dunia cyber.
Materi presentasi dari tentang keamanan pada Social Networking yang berisi Tips-Trik keamanan dalam bersocial networking dapat didownload pada url berikut ini
[unsoed.ac.id, 17/6/13] Bertempat di Aula Fakultas Sains dan Teknik UNSOED, Kamis (13/6) berlangsung kuliah umum dengan materi mengenai Ethical Hacking. Materi disampaikan oleh Josua M Sinambela, M.Eng (Computer Network & Security Consultant/RootBrain IT Security Training & Consulting).
Di hadapan para mahasiswa Jurusan Teknik Informatika UNSOED, narasumber menjelaskan tentang istilah-istilah berkaitan dengan Ethical Hacking antara lain Ethical Hackers yang merupakan orang-orang yang dipekerjakan oleh perusahaan untuk melakukan audit sistem, percobaan penyusupan ke sistem perusahaan baik jaringan, server ataupun websitenya yang berhubungan dengan TIK. “Yang dilakukan Ethical Hackers yaitu Penetration Test adalah tindakan yang legal melakukan penyusupan ke sistem perusahaan karena ijin dari perusahaan dan Security Test yaitu selain mencari kelemahan juga mencarikan solusinya”, jelas beliau.
Narasumber juga menjelaskan mengenai metodologi Hacking antara lain mencari informasi sebanyak mungkin mengenai target, memetakan port/layanan/jenis aplikasi hingga versi software yang digunakan, menggunakan Port Scanner dan Ping Sweep dan merancang skenario untuk mendapatkan akses user berdasarkan data informasi yang sudah diperoleh. “Sebelum menjadi Ethical Hackers harus menguasai cara kerja sistem jaringan (Teknologi) sehingga mengetahui pengoperasiannya”, pesan narasumber kepada mahasiswa.
Sesuai dengan rencana kerja UKM Paskamras pada tahun 2013, bertempat di Aula STIKOM Bali telah diadakan Seminar Nasional Network Security “Cloud Computing Security & Undang – Undang ITE” oleh UKM PASKAMRAS (Pasukan Keamanan Acara STIKOM BALI) dengan pembicara Bapak Josua M. Sinambela, S.T., M.Eng., CEH, CHFI, ECSA |LPT, ACE, CCNP, CCNA ,CompTIA Security+ (RootBrain.Com) yang membawakan materi dan demo Cloud Computing Security dan Bapak Kompol Slamet Achwan (Kanit IV Cyber Crime Subid II dit. Rescrime Source Polda Bali ) memaparkan materi tentang UU ITE. Acara Seminar ini dihadiri oleh perwakilan dari Pembantu Ketua III STMIK STKOM Bali, perwakilan dari BALMA STMIK STIKOM Bali, perwakilan dari Senat Mahasiswa STMIK STIKOM Bali, Staff Manajement STMIK STIKOM Bali dan para sponsor serta para perserta seminar yang berasal dari 3 kota yaitu Bali, Jogja dan juga Surabaya.
Jam 9 pagi Acara Seminar dibuka oleh MC dengan membacakan susunan acara setelah itu dilanjutkan dengan doa bersama oleh peserta seminar, undangan dan juga para pembicara. kemudian dilanjutkan dengan sambutan dan laporan dari Ketua Panitia Yande Tegar Yudha. Acara selanjutnya dibawakan oleh moderator dengan pengenalan dari kedua narasumber. Sesi pertama, Bapak Josua M. Sinambela, memaparkan materinya yakni, apa itu cloud computing, keamanan dari Cloud Computing dan juga demo dari materi itu sendiri. Di akhir sesi pertama terdapat sesi tanya jawab. Selanjutnya sesi kedua di paparkan materi mengenai UU No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektonik (ITE) oleh Kompol Slamet Achwan. Dan di akhir sesi kedua pun di berikan sesi untuk bertanya.
Sebagai acara penutup, selanjutnya adalah pemberian piagam untuk Para Pembicara,Moderator, serta para sponsor yang telah mendukung acara seminar ini. Dengan adanya acara Seminar Nasional Network Security “Cloud Computing Security dan UU ITE” ini diharapkan semakin menyadarkan masyarakat terutama mahasiswa STIKOM Bali akan pentingnya keamanan data digital dan UU ITE yang melingkupinya.
Keamanan selalu menjadi isu yang hangat dibicarakan di lingkungan IT dimanapun berada. Serangan hacker dan bagaimana mengamankan sistem dari serangan yang tidak bertanggung jawab kerap dibicarakan.
Nah kali ini, Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi Universitas Advent Indonesia (UNAI) dan RootBrain IT Security Training & Consulting selenggarakan Seminar Nasional dan Workshop Ethical Hacking & Perimeter Defense.
Waktu : Minggu, 21 April 2013 pukul 08:00
Pembicara: Josua M Sinambela, M.Eng (Praktisi Keamanan Cyber)
Tempat : Chapel UNAI, Jl. Kolonel Masturi, Parongpong, Bandung
Berikut foto foto kegiatan Seminar dan workshop tersebut
Sebuah studi terbaru yang dilakukan Symantec Corp, pembuat software keamanan komputer Norton, memperkirakan kerugian akibat kejahatan dunia maya secara global mencapai 114 miliar dollar AS per tahun. Laporan ini dipublikasikan Symantec, Rabu (7/9/2011).
Kerugian akibat kejahatan dunia maya tersebut melebihi pasar gelap gabungan dalam perdagangan ganja, heroin, dan kokain. Laporan Norton Cybercrime tahun 2011 ini menyampaikan bahwa 431 juta orang dewasa secara global menjadi korban tahun lalu.
“Selama 12 bulan terakhir, tiga kali lebih banyak orang dewasa yang disurvei menderita kejahatan online versus kejahatan offline, kurang dari sepertiga responden berpikir mereka lebih cenderung menjadi korban cybercrime daripada kejahatan dunia fisik di tahun depan,” kata Adam Palmer, Penasehat Norton Cybersecurity.
Penelitian ini juga mengidentifikasi laki-laki dalam kelompok usia 18-31 tahun, yang mengakses Internet dari ponsel mereka, kemungkinan menjadi sasaran korban para pelaku kejahatan dunia maya. Sebagai referensi, kerugian yang diakibatkan oleh kejahatan dunia maya di Amerika Serikat saja menurut Federal Bureau Investigation (FBI) tahun 2007 berjumlah 240 juta dollar AS. Jumlah ini naik dari tahun 2006 yang berjumlah 40 juta dollar AS.
Juni 2011, FBI mencatat secara global masyarakat dunia mengalami kerugian 74 juta dollar AS hanya dari satu kasus penjualan perangkat lunak keamanan palsu “scareware” yang berhasil menyerang satu juta pengguna komputer. Scareware adalah perangkat lunak berbahaya yang meminta pengguna komputer untuk melakukan update antivirus dengan cara meminta pembayaran melalui kartu kredit. Pengguna terus-menerus mendapatkan sugesti sehingga mereka memasukkan nomor kartu kredit untuk membayar anti-virus yang ternyata palsu.
Sebanyak 300 ribu pengguna layanan email Google (Gmail) di Iran harus menerima kenyataan kalau komunikasinya selama ini mungkin dimata-matai oleh peretas atau hacker. Hal ini karena mereka menggunakan sertifikat keamanan palsu yang telah dirancang para peretas.
Sebelumnya, para pengguna Gmail menggunakan sertifikat keamanan dari Belanda, yang dikeluarkan oleh Diginotar. Namun, sejak Juli 2011 situs Diginotar diserang peretas dan menyebabkan 333 sertifikat keamanan palsu bisa menyebar ke berbagai situs.
Sertifikat keamanan yang dikeluarkan Diginotar seharusnya menjamin komunikasi yang dilakukan oleh pengguna sebuah website. Dengan sertifikat tersebut, pengunjung website terutama pengguna email akan merasa aman karena komunikasi yang dilakukannya tidak bisa dilihat oleh orang lain. Namun, sejak Diginotar diserang peretas, seluruh komunikasi dari 300 ribu pengguna Gmail di Iran menjadi rentan.
Laporan pelanggaran yang dilakukan peretas ditemukan oleh Fox-TI, yang kemudian menerbitkan laporannya pada 5 September. Laporan Fox-TI menunjukkan bahwa hacker mampu mengakses sistem internal selama sebulan sebelum DigiNotar mengambil tindakan.
DigiNotar telah meminta pemerintah Belanda untuk membantu memulihkan serangan tersebut. Di belakangnya, Google dan banyak perusahaan lain telah mengeluarkan update untuk memastikan bahwa sertifikat palsu tidak lagi bisa digunakan di layanan emailnya.
DigiNotar adalah perusahaan sertifikat keamanan kedua yang menjadi korban peretas. Pada bulan Maret 2011, Comodo juga mengalami hal serupa. Ada bukti bahwa peretas yang sama berada di belakang kedua serangan tersebut. Pesan yang dikirim peretas melalui sebuah situs menyatakan bahwa mereka juga telah menguasai situs pembuat sertifikat keamanan lainnya.
Sebelumnya, pemerintah Belanda juga sudah memulai penyelidikan untuk mengetahui apakah data pribadi dari warga Negara Belanda seperti berkas pengembalian pajak penghasilan juga telah dimonitor peretas. Vincent van Steen, juru bicara Menteri Luar Negeri Belanda, mengatakan bahwa kementerian sedang bekerja untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana gangguan itu terjadi dan bagaimana mencegah serangan di masa depan. (The New York Times, BBC) Sumber: Kompas.Com